JAKARTA, - Jika bertanya tentang kuliner Semarang, mungkin hal pertama yang bakal tampil di pikiran Anda yaitu lumpia. Semarang dan lumpia memang berhenti menjadi satu buah liga yang sulit dipisahkan. Melainkan seharusnya Semarang tengah punya suatu makanan Singularis, ialah wingko. Kue kelapa yang legit, cendayam dan memiliki rasa unik ini bisa dikatakan seumpama Bawaan lain spesifik semarang yang wajib situ coba.
Padahal jika engkau bertanya perlu masyarakat Lamongan, Jawa Timur, mereka dapat menjawab bahwa wingko ialah makanan/kue spesifik yang bermula dari Babat, suatu kecamatan di Lamongan. Nggak berhenti samapai di situ aja, ternyata ke-2 lingkungan ini sama-sama mengekspresikan bahwa wingko ialah makanan spesifik dari alam mereka, pastinya hal ini bikin Kebingungan, benar dari manakah wingko Permulaan? Kok bisa ya sampai ada dua zona yang mengklaimnya? Cus deh baca Sejarah Wingko Babat di bawah.
Secara sejarah, wingko mulai sejak dan pertama kali tampil di Lamongan segenap tahun 1900-an
Jika kita berbahasa tentang asal muasal kue yang terbuat dari kelapa muda, abuk biji-bijian ketan dan gula ini, maka menurut beberapa tulisan resmi wingko yaitu makanan eksklusif Lamongan. Masyarakat di Lamongan udah mempelajari dan mengerjakan kudapan ini sejak tahun 1900-an.
Tersebutlah seseorang kesetanan Tiongkok bernama Loe Soe Terang, ia tertera seandainya orang pertama yang memproduksi wingko ini semisal suatu komoditas. Lagi pula karena kejadian yang nggak mengizinkan akibat kekalahan Jepang, salah saeorang majenun Loe Soe Terang menutup untuk pindah ke Semarang karena kotanya lebih kondusif pada saat itu.
Dibawa ke Semarang, wingko menjadi kue ringan yang komunal dan digemari oleh banyak orang
Pada tahun 1944, salah satu kerasukan Loe Soe Terang yang bernama Loe Lan Hwa pindah ke Semarang, dalam kepindahannya beliaujuga menyulut serta laki dan dua anaknya untuk pindah ke Semarang untuk mengunmgsi karena ajal yang bersahaja berbahaya. Wingko semata wayang baru tampil beberapa tahun selanjutnya di Semarang, tepatnya tahun 1946.
Dibantu oleh suaminya, Loe Lan Hwa mulai menjajakan wingko di kota Semarang. Mereka jual kue ini dengan cara berkeliling dari rumah ke rumah, tidak cuma itu mereka serta menumpangkan wingko pada kios-kios di sekiratan pangkalan kereta api dan setopan bus. Hal itu yang menyusun wingko ini terhormat kalau salah satu makanan yang ditawarkan demi penumpang selaku Buah tangan atau makanan khusus Semarang.
Wingko menjadi panganan Normal, nama Babat ditambahkan untuk kesalahan memberi tahu bahwa makanan ini mulai sejak dari rayon asal Bini Loe Lan Hwa
Tak disangka-sangka, ternyata kue legit ini laku dan disukai oleh orang-orang Semarang, hingga alhasil kue ini dikenal dan dikaitkan jika salah satu kue dan Bawaan tunggal Semarang. Masyarakat Semarang yang kala itu penasarann dengan kue baru ini, belakangan meminta akan Istri Lie Lan Hwa, apa nama kue istimewa ini.
Untuk mengenang tempatnya dibesarkan borong pelosok halamannya, belakangan Istri Loe Lan Hwa memberi nama “Wingko Babat,” Babat dalam nama makanan ini menuding bagi ranah Babat di Lamongan. Berlaku dari cerita ini dan asal usulnya kita dapat menambatkan bahwa kue yang enak dikonsumsi bersama teh hangat ini merupakan kuliner asli Lamongan, Jawa TImur.
Meskipun tertinggi di Semarang, majenun Loe Soe Terang lagi memiliki toko yang jual wingko di Lamongan
Tetapi menjadi makanan yang terkemuka di tempat yang jauh dari asalnya, ternyata wingko tradisional dengan bimbingan milik Lie Soe Terang sedang bersi kukuh hingga kini. Anak Laki laki Pak Loe Soe Terang yang bernama Loe Lan Ing, menguak suatu toko wingko yang bernama Bengkel Loe Lan Ing”. Toko yang kini dipegang oleh generasi keempat Loe Lan Ing ini lagi jual dan memperkokoh rasa wingko yang dijualnya tetap sama seperti dulu, gurih dan manis.
Post a Comment